Tuesday, 1 March 2016

Kronologi Anggota Polis Kerat Dua Anak Kandung Untuk Persembahan Bisikan Gaib...!!

Kronologi penuh anggota polis kerat dua anak kandung dipercayai pesembahan bisikan gaib"apa yang terjadi itu adalah atas kehendak tuhan-PETRUS




Sangat banyak pertanyaan yang ada di pikiran apa motif seorang ayah yang bekerja sebagai anggota polisi mengkerat kedua anak kandungnya sampai maut dengan beberapa stek dirumahnya pada 26.02.2016 lalu.

Berikut kronologi Brigjen kerat dua anak kandung yang berumur 4 dan 5 tahun hingga maut.



1.Tiga hari sebelum kejadian terpercaya sipelaku petrus telah bertengkar dengan istrinya Windri karena ada permasalah rumah tangga.

2.Sebelum membunuh kedua anaknya sipelaku sempat membawa anaknya untuk bertemu dengan Intelkam Polres Melawi AKP Amad Kamiludin.sofyan yang tinggal di rumah itu kemudian bertanya “Ada apa malam-malam bawa anak ke sini?” Dia pun menjawab. “Mau bertemu kasat Pak.” Sofyan pun mengatakan bahwa sang Kasat Intelkam sudah tidur.lalu Petrus balik kanan dan terus balik

3.26.02.2016.Windri Yang terbangun dari tidur akibat erangan suaminya cuba ketempat kejadian,Windri melihat suaminya dengan memengan sebilah parang dan cuba bertenang.

4.Mereka baik. Mereka mengerti. Mereka pasrah. Maafkan papa ya, Dik,’’ kata Petrus kepada Windri setelah mengancam untuk membunuh istrinya itu.

5.Windri yang menyadari bahwa yang dimaksud suaminya itu kedua anaknya Febian, 4, dan Amora, 3, putra-putri kesayangannya.

6.windri terus berusaha tenang dan terus mencari alasan untuk melarikan diri.kemudian dia meminta untuk mengambilkan air putih untuk suaminya

7. windri lantas menuju kamar kedua anaknya dan menyaksikan hal yang tidak pernah di bayangkannya.dua anaknya tewas dengan beberapa bagian tubuh terpotong.

8.windri kemudian berlari kerumah Brigjen Sukadi dekat rumahnya untuk meminta pertolongan.

9.sukadi menemukan petrus duduk di teras rumah mendatanginya dan petrus berkata berkata “saya sudah bersihkan bang, saya menyerahkan diri”

10.suasana di asrama polres malawi pontianak kalimantan barat akhirnya gempar pada pukul 00.15 waktu indonesia.

11.00: 20 windri meminta untuk melihat kondisi kedua anaknya dan membuat pernyataan bahwa suaminya dalam beberapa minggu terakhir sering marah marah sendiri di dalam rumah, sipelaku juga sempat memandikan kedua anaknya sebelum di bunuh.

12.menurut laporan kepolisian mendapatkan laporan dari Brigjen Arief Sulistyanto terkait persoalan ini petrus tadi malam telah membunuh kedua anaknya untuk presentasi, katanya.Petrus juga diduga mengidap schizophrenia. Hingga saat ini, kesini masih terus didaalami

13. Jenderal Pol Badrodin Haiti mengakui bahwa Brigjen Petrus sering kesurupan sejak usia empat tahun,ia juga di duga sakit sejak kecil,Tapi anehnya, tak terdeteksi saat ia masuk sebagai anggota kepolisian.

14.stri Petrus, Windri mengatakan, beberapa hari sebelum peristiwa mutilasi dua anaknya, suaminya bertingkah aneh. Dia juga sering mengigau dan bersikap seolah sedang dikejar sesuatu.

15.”Pelaku mengatakan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah sudah kehendak Tuhan, sejak ia lahir dari rahim ibunya,dia juga mempunyai niat untuk membunuh isterinya” tulis Kapolda Kalimantan Barat, melalui pesan singkat, Jumat (26.2.2016)
16.ulasan Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalbar di Kota Singkawangmengenai Petrus Bakus yang diduga mengidap skiz
ofrenia:

“Dia mengatakan, akan susah dipastikan seperti apa gangguan jiwa yang diderita tanpa melihat pelaku secara langsung. Karena itu dia hanya bisa memaparkan hal-hal yang terkait dari penyakit skizofrenia ini. Menurutnya skizofrenia termasuk dalam penyakit gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa ini biasanya sudah terjadi cukup lama, minimal di atas enam bulan baru bisa mencapai tingkat skizofrenia. “Artinya paling tidak ada proses yang terjadi selama enam bulan atau lebih hingga penderita bisa melakukan tindakan berbahaya bahkan membunuh,” ujarnya kepada Pontianak Post, Jumat (26.2.2016)”

jika dalam kejadian ini penderita adalah anggota kepolisian, dia memperkirakan gangguan jiwa tersebut mungkin terjadi setelah penderita terdaftar. “Jika dari awal sudah sakit pastinya tidak akan diterima,” ucapnya.Seharusnya selama perjalanan menuju gangguan skizofrenia, lebih dulu dapat didiagnosa. Dia mengatakan sebelum penderita mengalami halusinasi tentu banyak gejala yang mendahului. Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia memang hampir sama dengan tanda dan gejala dari penyakit mental lainnya. Semisal sering menyeringai, tertawa sendiri, tidak bisa atau tidak mampu mengikuti petunjuk dan lain-lain.

Dalam kasus ini bisa dikatakan sudah terjadi pembiaran. Dia memprediksi pihak keluarga atau orang terdekat tentu sudah dapat melihat gejala-gejala tadi. Faktor waktu sangat penting, karena sesuai dengan fungsi kedoktoran jika dilakukan diagnosa sejak awal tentu akan lebih baik atau mudah disembuhkan.“Biasanya ada kecenderungan orang-orang di daerah justru lebih percaya orang pintar untuk mengobati gangguan jiwa. Ditambah di sana tidak ada ahlinya (spesialis jiwa) sehingga bisa saja terabaikan,” terangnya”

17.Pengamat Hukum Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Dr. Hermansyah mengatakan,jika dalam pemeriksaan psikologi tersebut, yang bersangkutan terbukti pelaku mengidap gangguan jiwa maka tidak menutup kemungkinan, yang bersangkutan bisa saja lepas dari jeratan hukum.

“Ada pasal yang sudah diatur dalam kitab undang undang hukum pidana (KUHP), yaitu pasal 44. Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena daya akalnya (zijner verstandelijke vermogens) cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana,” jelasnya .


Sumber

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Online Now